Sekretaris Jenderal Real Estat Indonesia Teguh Satrio dalam perbincangan, Jumat (4/1), mengungkapkan, tren rumah minimalis yang mewabah sejak tahun 2000-an ini akan terus bertahan pada 2008 dan masih akan populer dalam beberapa tahun ke depan. Ini tidak terlepas dari pergeseran pola pikir masyarakat yang lebih mementingkan aspek fungsional dan efisiensi ruang.
Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis sejatinya menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral, misalnya putih dan krem, terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen penyertanya.
Layaknya tren, arsitektur jenis ini tidaklah statis. Fleksibilitas dan sifat kompromistis terhadap aspek geografis, iklim, dan selera menyebabkan pola arsitektur minimalis yang kini banyak dipakai di Indonesia ini tidak lagi murni. Minimalis modern, minimalis tropis, dan minimalis kontemporer menjadi ragam variasi. Penggunaan material batu alam berwarna gelap netral, logam, dan pilar asal terbatas pun tidak lagi diharamkan.
“Minimalis tropis, misalnya, mengakomodasi atap dan teras dalam struktur. Dalam konsep minimalis yang murni kan tidak dikenal atap,” ujar Syarif Maulana Nuriman dari PT Putera Papan Seruni, pengembang Buah Batu Regency. Perumahan ini menyediakan pula kluster-kluster khusus berarsitektur minimalis modern seharga Rp 300 juta-Rp 1,1 miliar.
Peluang pasar yang menjanjikan dari tren yang terus mewabah ini pun dicermati para pengembang dan pelaku bisnis properti di Bandung. Mereka mengadaptasi gaya ini ke dalam kluster-kluster atau town house yang baru dikembangkan. Selain Buah Batu Regency, ada pula Kota Baru Parahyangan, Metro Regency Margahayu Raya, dan town house de Bale Pakuan Ciumbuleuit. Di tempat yang disebut terakhir ini seluruh rumah bahkan dibuat seragam dengan gaya minimalis modern.
“Bagaimanapun, kami bertindak berdasar tren pasar. Saat ini tren minimalis masih terlihat menjanjikan. Kami berani mengembangkan karena tren jenis ini lebih abadi dan orang tidak cepat bosan,” kata Indra Susanto dari Bagian Manajemen de Bale Pakuan. Tidak main-main, pasar perumahan ini ditujukan kepada golongan menengah atas. Harganya dipukul rata, yaitu Rp 2,42 miliar untuk luas bangunan 350/150, dan sudah 95 persen terjual dalam waktu kurang dari dua tahun.
merambah kos
Uniknya, wabah arsitektur minimalis ini tidak hanya menjalar ke bisnis properti, tetapi juga bisnis jasa dan persewaan kamar (kos). Namun, kuncinya tetap satu, merebut pasar. Tengok saja di sebuah bilangan di Cikutra barat, Kota Bandung. Di sini terdapat bangunan kos dan salon Abelle yang berarsitektur minimalis kontemporer.
Riska Jamilia, salah seorang penghuninya, mengatakan, keunikan arsitektur itulah yang menjadi daya tarik kos tersebut dan membedakannya dengan kos lainnya. Di tempat itu ia bisa merasakan ciri khas arsitektur yang tengah naik daun, sesuatu yang belum bisa diperolehnya di rumah. Tanpa perlu membeli, ia bisa menjadi bagian dari simbol identitas gaya hidup kaum urban itu.
Yang menarik, gaya rumah minimalis ternyata identik dengan personifikasi pemiliknya. Ada tiga makna filosofis desain minimalis yang bisa dikaitkan dengan karakter manusia, yaitu berorientasi kualitas, mementingkan esensi, dan menyukai kebersihan.
Teguh Satrio mengungkapkan, karakter personifikasi semacam ini umumnya ditemui pada pria yang tengah mengejar karier atau belum berada di puncak karier. Golongan inilah yang umumnya memiliki rumah-rumah bergaya minimalis.
Ia menambahkan, ke depan aspek fungsional akan lebih mendominasi tren arsitektur modern daripada seni desain semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar